Senin, 30 Oktober 2017

KATA, KALIMAT, DAN PARAGRAF



KATA, KALIMAT, DAN PARAGRAF.
Pengertian Kata

           Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata:

·         Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa
·         konversasi, Bahasa
·         Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas
·         Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan)
Suku kata dalam Bahasa Indonesia bisa tersusun dari satu hingga banyak suku kata. Suku kata adalah pembagian kata sesuai dengan pembagian lafal atau bunyinya. Contohnya dapat dilihat di bawah ini :

- alur ===> a - lur
- program ===> pro - gram
- kawan ===> ka - wan
- manfaat ===> man - fa - at
- transaksi ===> tran - sak - si
- transmigran ===> trans - mi - gran
- capung ===> ca - pung
- keranda ===> ke - ran - da
- maksud ===> mak- - sud
- rangkaian ===> rang - kai – an

Jenis kata

          Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
·         Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku, kuda.
·         Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis, misalnya baca, lari.
-      Verba transitif (membunuh),
-      Verba kerja intransitif (meninggal),
-      Pelengkap (berumah)
·         Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.
·         Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan kata benda, misalnya sekarang, agak.
·         Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya ia, itu.
            - Orang pertama (kami)
            - Orang kedua (engkau),
            - Orang ketiga (mereka),
            - Kata ganti kepunyaan (-nya),
            - Kata ganti penunjuk (ini, itu)
·         Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.
               o Angka kardinal (duabelas),
               o Angka ordinal (keduabelas)
·         Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:

- preposisi (kata depan) (contoh: dari),
- konjungsi (kata sambung) - Konjungsi berkoordinasi (dan),
- Konjungsi subordinat (karena),
- Artikula (kata sandang) (contoh: sang, si)
- Umum dalam Bahasa Eropa (misalnya the),
- Interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah), dan partikel.

Makna Kata Polisemi, Hipernimi (Hipernim) Dan Hiponimi (Hiponim)
Dalam bahasa indonesia dikenal adanya berbagai makna kata yang berhubungan dengan kata-kata lainnya. Diantaranya adalah jenis kata polisemi, hipernim dan hiponim. Mari kita bahas satu persatu jenis / macam makna kata tersebut mulai dari arti definisi / pengertian hingga contoh-contohnya.

A.   Polisemi

Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata "Kepala" dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia yang ada di atas leher.
Contoh : "Kepala"
- Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah smp kroto emas. (kepala bermakna pemimpin).
- Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus. (kepala berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas).
- Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng. (kepala berarti individu).
- Pak Sukatro membuat kepala surat untuk pengumuman di laptop eee pc yang baru dibelinya di mangga satu. (kepala berarti bagian dari surat).

B.
Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim.
Contoh :
- Hipernim : Hantu
- Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur - Hipernim : Ikan
- Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere,
- Hipernim : Odol
- Hiponim : Pepsodent, ciptadent, siwak f, kodomo, smile up, close up, - Hipernim : Kue
- Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi,

Pengertian Kalimat dan Unsur Kalimat

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum :

- Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama.
- Pergi!
- Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu.
- The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah.
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :

- Subjek / Subyek (S)
- Predikat (P)
- Objek / Obyek (O)
- Keterangan (K)

Kalimat Lengkap dan Kalimat Tidak Lengkap

1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap. Contoh kalimat Lengkap
- Presiden SBY (S) membeli (P) buku gambar (O)
- Si Jarwo (S) Pergi (P)
- PKI (S) digagalkan (P) TNI (O)

2.Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kamilat yang tidak sempurna karena hanya memiliki sabyek saja, predikat saja, objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap dapat berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman. Contoh kalimat tak lengkap :
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
- Hei, Kawan...

Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

1.Kalimat Aktif
Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- dibagi menjadi dua macam :\
a. Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek  penderita
- Ayah membeli daging
- Kadir merayu gadis desa
- Bang Jajang bertemu Juminten
b. Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita
- Adik menangis
- Umar berantem
- Sejak dahulu kala Junaidi merenung di dalam tempat persembunyiannya di Batu Malang

2.Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-
- Pak Lurah dimintai pertanggung jawaban oleh Pak Camat
- Ayam dipukul Kucing

Pengertian Paragraf
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.
Syarat sebuah paragraf
Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :

1.Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.

2.Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
Bagian-Bagian Suatu Paragraf yang Baik :

A. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.
B. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.

MAKALAH TENTANG KARYA TULIS ILMIAH




KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum .wr.wb.
                Puji syukur kehadirat  Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KARYA TULIS ILMIAH” tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW,keluarga,sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Aamiin.
               Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin.
    Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

                                                                                                   


Mataram, 22 Oktober 2017


Penulis










DAFTAR ISI

    COVER
    KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
    DAFTAR ISI................................................................................................................................2
    BAB I PENDAHULUAN.
    A.    Landasan Teori....................................................................................................................3
    B.     Rumusan Masalah...............................................................................................................3
    C.     Tujuan.................................................................................................................................3
    BAB II PEMBAHASAN
    A.    Pengertian Karya Ilmiah.....................................................................................................4
    B.     Sistematika atau Kerangka Penulisan Karya Ilmiah..........................................................4
    C.     Cara atau Syarat Penulisan Karya Ilmiah yang Baik.........................................................5
    D.    Bentuk-bentuk Karya Ilmiah...............................................................................................6
    BAB III PENUTUP
    A.    Kesimpulan........................................................................................................................16
    B.     Saran..................................................................................................................................16
  DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Landasan Teori
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan tertentu. Aturan tersebut  biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang telah dibakukan oleh masyarakat akademik. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu : tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.
Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu. Adanya tujuan penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang digunakan, dan adanya hasil penelitian yang diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan dirumuskan, kegiatan penelitian harus diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena sasaran akhir penelitian adalah mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak terkait. Oleh karena itu,  menulis laporan merupakan tahap akhir yang penting dalam penelitian, karena menulis laporan merupakan proses komunikasi yang membutuhkan adanya pengertian yang sama antara penulis dan  pembaca.
Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting. Supaya di setiap proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, pentingnya belajar menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga dalam pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh pembaca. Sehingga kami membuat makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai bahan pembelajaran. 
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah?
2.       Bagaimana sistematika atau kerangka penulisan karya ilmiah?
3.       Bagaimana cara penulisan karya ilmiah yang baik?
4.      Jenis atau bentuk – bentuk apa saja yang termasuk karya ilmiah?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian karya ilmiah.
2.      Untuk mengetahui sistematika atau kerangka penulisan karya ilmiah.
3.      Untuk mengetahui cara penulisan karya ilmiah yang baik.
4.      Untuk mengetahui jenis atau bentuk dari karya ilmiah.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya Ilmiah
       Keterampilan menulis karya ilmiah sangat penting artinya bagi mahasiswa calon guru dalam rangka persiapan memasuki dunia kerja, maupun dalam rangka mengerjakan tugas-tugas kependidikannya dalam pergguruan tinggi.
            Hakikat karya ilmiah itu sendiri tidak bias di lepaskan dari hakikat berpikir ilmiah, dan penelitian ilmiah. Dikatakn demikian karena karya ilmiah merupakan hasil pelaksanaan penelitian ilmiah merupakan wujud operasionalisasi berpikir ilmiah. Yang dimaksud dengan berpikir ilmiah adalah suatu proses berpikir yang menggabungkan berpikir deduktif dan induktif. Hipotesis di turunkan dari teori kemudian di uji melalui verifikasi data secara empiris. Proses atau cara berpikir seperti diatas di sebut juga metode logiko-hipotetiko-verifikasi. Berpikir ilmiah pada garis besarnya terdiri atas langkah pokok :
-          Merumuskan masalah
-          Mengajukan hipotesis
-          Verifikasi data (mengumpulkan dan menganalisis data)
-          Menarik simpupulan
Sebuah karya tulis baru dapat digolongkan sebagai sebuah karya ilmiah jika telah memenuhi sejumlah persyaratan , baik dari segi isi, maupun sosoknya. Dari segi isi, karya ilmiah hendaknya mengandung kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang tidak hanya berdasar pada rasio. Tetapi juga dapat dibuktikan sacara empiris.Darisegi pengajarannya, karya ilmiah hendaknya disusun berdasarkan metode ilmiah. Dari segi sosoknya, karya ilmiah hendaknya disusun berdasarkan sistematika karya ilmiah yang ada. Sebab itulah, dikenal adanya beberapa jenis karya ilmiah seperti laporan hasil penelitian. Artikel (baik artikel kajian pustaka maupun artikel rangkuman hasil penelitian), dan makalah.
            Dalam kaitannya dengan penelitian, pada garis besarnya, ada 4 tahap yang perlu dilakukan :
1.      Tahap persiapan : pada intinya membagi 2 kegiatan kelompok yaitu menetapkan masalah dan menyusun proposal penelitian serta instrument penelitian.
2.      Tahap pelaksanaan : meliputi beberapa kegiatan yaitu mengurus izin penelitian, mengumpulkan data penelitian, dan meganalisisdata penelitian.
3.      Tahap pelaporan : Menulis laporan hasil penelitian berada pada tahap pelaksanaan berakhir. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya kualitas sebuah laporan hasil penelitian sangat di tentukan oleh tinggi rendahnya kualitas Persiapan dan pelaksanaan penelitian itu sendiri
4.      Tahap penuliasan : untuk dapat menulias laporan dengan baik, seorang peneliti sudah sepatutnya memilliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam menyusun proposal penelitian dengan berbagai komponen didalamnya, seperti latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, teori, serta metode penelitian, yang meliputi metode pengumpulan data, metode analisis data, dan metode penyajian data.

B. Prinsip-Prinsip Penulisan Karya Ilmiah
      Menurut Achmad, prinsip-prinsip umum yang mendasari penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut :
1.      Objektif, rtinya setiap pernyataan ilmiah dalam karyanya harus di dasarkan kepada data dan fakta, kegiata  ini disebut studi empiris. Objektif dan empiris merupakan dua hal yang bertautan.
2.      Prosedur atau penyimpulan penemuannya melalui penalaran induktif dan deduktif.
3.      Rasional dalam pembahsan data, artinya seorang penulis karya ilmiah, dalam menganalisis data, harus menggunakan pengalaman dan pikiran logis.
C. Ciri-Ciri Karya Ilmiah
                        Achmad mengemukakan dua belas ciri karya ilmiah sebagai berikut :
-          Logis, artinya segala keterangan yang disajikan dapat diterima oleh akal.
-          Sistematis, segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang memperlihatkan adanya kesinambungan
-          Objektif, artinya segala keterangan yang dikemukakan menurut apa adanya
-          Lengkap, artinya segi-segi masalah yang diungkapkan itu dikupas selengkap-lengkapnya
-          Lugas, artinya pembicaraan langsung pada hal pokok
-          Saksama, maksudnya berusaha menghindarkan diri dari kesalahan seberapapun kecilnya.
-          Jelas, segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud secara jernih
-          Kebenarannya dapat diuji atau empiris
-          Terbuka, yakni konsep atau pandangan keilmuan dapat berubah seandainya muncul pendapat yang baru.
-          Berlaku umum, yaitu semua simpulan-simpulannya berlaku bagi semua populasinya
-          Penyajian menggunakan ragam bahasa ilmiah dan bahasa tulis yang lazim
-          Tuntas, artinya segala masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lenngkapnya

D. Tujuan Karang-mengarang Karya Ilmiah    
              Menurut Hugo Hartig (Via Henry Guntur Tarigan, 1985:25) sebagai berikut :
a.       Tujuan penugasan (assignment purpose). Menulis sesuatu karena penugasan, misalnya ditugasi menulis berita.
b.      Tujuan autruistik (altruistic purpose). Menulis sesuatu dalam rangka menyenangkan atau menghibur pembaca, misalnya features tentang artis film yang dimuat di tabloid-tabloid hiburan
c.       Tujuan persusif (persuasive purpose). Menulis sesuatu demi meyakinkan pembaca akan suatu gagasn, misalnya kolom tentang kenaikan harga BBM (opini) yang terdapat dalam surat kabar
d.      Tujuan penerangan (informational purpose). Menulis sesuatu kepada pembaca untuk memberi informasi/penerangan/keterangan, misalnya berita-berita actual di surat kabar
e.       Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose). Menulis sesuatu demi memperkenalkan diri si penulis kepada pembaca, misalnya menulis puisi atau cerpen di majalah
f.        Tujuan kreatif (creative purpose). Menulis sesuatu demi pencapaian suatu nilai seni atau artistik.Tujuan ini berkaitan erat dengan butir e.Namun, dorongan kreatif melebihi pernyataan diri.
g.      Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose). Menulis sesuatu demi menjelaskan, menjernihkan, dan memecahkan suatu masalah, misalnya penulisan skripsi, tesis, disertasi.
Berkaitan dengan tujuan menulis, laras (ragam atau genre) karangan itu sendiri dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan bentuk
            Menurut Weaver (1957) dan Alton C. Morris (1964): eksposisi, deskripsi, narasi, dan argumentasi.
            Menurut Mimi Brosdsky Chenfeld (1978): tulisan kreatif (ekspresi pribadi) dan tulisan ekspositoris (surat, laporan, resensi, penelitian)
2. Berdasarkan nada
            Menurut Michael E. Adelstein dan Jean G. Pival (1976): nada intim (hasil penjelajahan pribadi), nada informasi (berbagi pengalaman), nada penjelas (melakukan penyingkapan), nada debat (merebut perhatian), nada kritik (melakukan analisis), nada otoritatif (melakukan riset).
Dewasa ini, bentuk tulisan yang umum dikenal sebagai berikut.
a.       Argumentasi (bahasan). Bentuk tulisan ini menggaris bawahi gagasan atau pikiran penulisnya dengan bertopang pada pendapat atau argument yang logis dan obyektif (berdasarkan pembuktian kebenaran). Targetnya, mempengaruhi pandangan pembaca. Pada umumnya, bentuk tulisan argumentasi terdapat di dalam karangan ilmiah.
b.       Deskripsi (perian). Bentuk tulisan ini mengutamakan kemampuan penulisnya dalam melukiskan atau merinci sesuatu (peristiwa, kejadian, atau lanskap) secara obyektif via kata-kata. Dengan cara ini, seolah-olah pembacanya diharapkan akan lebih luas wawasannya. Pada umumnya, bentuk deskripsi digunakan karya sastra.
c.       Eksposisi (paparan). Bentuk tulisan ini lebih merupakan pemaparan pikiran atau pendapat seorang penulis, tanpa berkehendak mempengaruhi pandangan pembaca. Dengan cara ini, pembacanya diharapkan akan lebih luas wawasannya,. Pada umumnya, bentuk tulisan ekposisi terdapat di dalam majalah dan surat kabar.
d.       Persuasi (bujukan). Bentuk tulisan ini cenderung bertujuan merayu, membujuk, atau mengajak pembacanya agar menuruti keinginan si penulisnya. Pada umumnya, bentuk tulisan persuasi terdapat di dalam iklan media massa, pamflet, dan selebaran.
e.       Narasi (kisahan). Bentuk tulisan ini mengggaris bawahi aspek penceritaan atas suatu rangkaian peristiwa yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu., baik secara obyektif maupun imajinatif. Dengan cara ini, diharapkan pembacanya akan bias menghayati liku-liku cerita yang dirangkai dalam peristiwa itu. Pada umumnya, bentuk tulisan narasi terdapat di dalam karya sastra dan biografi.

E. Jenis  dan Komponen Karya Ilmiah
           Karya ilmiah dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu (1) laporan penelitian, yang meliputi skripsi, tesis, dan disetasi, (2) artikel, (3) dan makalah.
1.      Laporan.
 Laporan ditulis setelah seseorang melakukan pengmatan, kunjungan, wawancara, penelitian, pembacaan literature, atau percobaan. Hal yang mendasari tiap laporan adalah adanya fakta dan data. Fakta dan data tersebut diramu menjadi informasi untuk disampaikan kepada pembacanya. Sebagai karangan ilmiah, laporan mesti ditulis atas dasar aturan yang berlaku dalam penyusunan karangan ilmiah termasuk dapat diperiksa kebenarannya. Meliputi beberapa jenis lainnya yaitu :

a.       Skripsi. Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa S-1 untuk melengkapi persyaratan pendidikan akademinya. Skripsi ini, yang harus dipertahankan oleh penulisnya dalam suatu sidang ujian, berisikan hasil penelitian. Hasil penelitian ini diolah, dibahas, dan diberikan komentar, simpulan dan saran, sesuai tujuan penulisan.
b.      Tesis. Tesis adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa S-2 untuk memperoleh gelar master atau magister. Tesis memiliki taraf lebih tinggi ketimbang skripsi. Artinya, tesis ditulis secara lebih teliti dan mendalam, baik dari segi permasalahannya, kajian teoritik, maupun pembahasannya. Pernyataan, pendapat, atau teori yang dikemukakan harus didukung argument yang kuat.
c.       Disertasi. Disertasi adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa S-3 untuk memperoleh geklar doctor.Doktor adalah gelar akademis tertinggi yang diberikan suatu perguruan tinggi. Oleh karena itu, disertasi memiliki tingkat lebih tinggi ketimbang skripsi atau tesis. Dalam disertasi permasalah yang dikaji lebih kompleks, lebih mendalam, lebih problematik, dan lebih komprehensif. Disertasi juga dipertahankan di depan sidang ujian, yakni ujian tertutup dan ujian terbuka.
Jenis karangan ilmiah, sebagaimana dapat dilihat di atas ini, memang menampakkan perbedaan hakikinya. Namun begitu, karangan ilmiah yang berwujud skripsi, tesis dan disertasi, mengandung komponen yang serupa.Komponen tersebut disusun berdasarkan urut-urutan sebagai berikut :
1.      Bagian awal:
a.       Halaman judul
b.      Halaman pengesahan
c.       Kata pengantar
d.      Daftar isi
e.       Daftar table (jika ada)
f.        Daftar gambar (jika ada)
g.      Abstrak

2.      Bagian pokok/utama:
a.       Pendahuluan (latar belakang dan permasalahan)
b.      Kerangka teoritik dan pengujian hipotesis (jika diperlukan)
c.       Metode penelitian
d.      Hasil penelitian,pengujian hipotesis, dan pembahasan
e.       Simpulan dan saran.

3.      Bagian akhir
a.       Daftar pustaka
b.      Lampiran.

Perencanaan Karangan
Di dalam sejumlah buku teks (berbahasa Indonesia) mengenai tulis-menulis,perencanaan karangan ilmiah pada umumnya dideskripsikan sebagai proses penyemaian ide menjadi wujud karangan yang dikehendaki ,mulai dari pemilihan topik hingga penyusunan ragangan (outline).
Dalam hal merencanakan karangan sebaiknya perhatikanlah hal-hal berikut.
A.    Tahap penentuan visi dan judul
Tahap ini merupakan tahap awal dalam perencanaan karangan. Di dalam tahap ini, kita mesti menentukan visi tulisan kita dengan cara merumuskan topik karangan (pokok pembicaraan). Perumusan ini sangat penting, mengingat begitu banyak soalan di seputar kita yang bias dijadikan bahan karangan.
Tanpa merumuskan topik karangan secara tajam dan padat, kita akan kesulitan dalam mengurai, membangun, dan mengembangkannya dalam tulisan. Oleh karena itu topik karangan yang baik harus memenuhi syarat: (1) menarik perhatian, (2) tidak terlalu luas, (3) tidak terlalu sempit, (4) tidak terlalu baru, (5) bahan-bahannya harus mudah diperoleh.
Setelah topik dirumuskan, maka topik sebaiknya dinyatakan dalam suatu judul karangan. Tapi, sebenarnya, apa perbedaan hakiki antara topik dan judul ? Menurut Sarbati Akhadiah (1988:9), topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan ditulis. Sedangkan, judul karangan adalah nama, titel, atau semacam label untuk suatu karangan. Pernyataan topik mungkin saja sama dengan judul, namun mungkin saja tidak.
            Di dalam karangan ilmiah, judul karangan mesti tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul harus dipikirkan matang-matang dengan berpatokan pada hal-hal berikut ini :
1.      Judul mesti mencerminkan topik karangan
2.      Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda (bukan dalam bentuk kalimat)
3.      Judul diupayakan dinyatakan sesingkat mungkin
4.      Judul mesti dinyatakan secara jelas dan lugas (bukan dalam bentuk kiasan)

B.     Tahap Perumusan Tujuan Karangan
Secara logis, tahap ini sama dengan aspek kepemimpinan dalam proses menajemen. Aspek ini, pada dasarnya berkaitan dengan strategi pendayagunaan unsur kepemimpinan (memotivasi, mempengaruhi, atau mengarahkan pembaca kepada topik). Strategi dalam tahap ini adalah merumuskan tujuan karangan yaitu ada dua jalan sebagai berikut :
            Pertama, dengan cara menyusun pernyataan maksud, yakni jika tidak dalam rangka mengembangkan gagasan (atau tidak dalam rangka melakukan analisis).
            Sedangkan yang kedua, dengan cara menyusun tesis, yakni jika kita beraksud mengembangkan gagasan (atau melakukan analisis). Dengan bermodalkan rumusan topik karangan, kita berupaya mengembangkan gagasan dalam berbentuk tesis.
C.    Tahap Pengorganisasian Karangan
Pengorganisasian karagan merupakan langkah terakhir dalam perencanaan karangan. Langkah ini beranalogi dengan pengorganisasiandalam proses menajemen.
Yakni, penyususnan struktur organisasi (=struktur karangan). Sehingga, karangan dapat terarah. Penyusun kerangka karangan sangat dianjurkan, karena akan menghindarkan penulis dari kesalahan-kesalahan yang tak perlu terjadi. Mnurut Sabarti Akhadiah (1988:25), keguanaan kerangka karangan bagi penulis adalah sebagai berikut :
1.      Kerangka karangan dapat mebantu penulis menyususn karangan secara teratur, tidak membahas satu gagasan sampai dua kali, dan dapat mencegah penulis keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
2.      Kerangka karangan akan memperlihatkan bagian-bagian pokok kerangka karangan, sekaligus memberi kemungkinan bagi penulisnya untuk memperluas bagian-bagian tersebut. Hal ini dapat mebantu penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda, sesuai variasi yang diinginkannya
3.      Kerangka karangan akan memperlihatkan kepada penulisannya, bahan atau materi apa yang dibutuhkan dalam pembahasan yang akan ditulisnya nanti.
Pada umumnya, bentuk kerangka karangan dibedakan atas kerangka kalimat dan kerangka topik. Kerangka kalimat menggunakan kalimat berita yang lengkap dalam merumuskan tiap topik, subtopic, maupun sub-subtopik. Sedangkan, di dalam kerangka topik, tiap butir dalam kerangka tersebut terdiri atas topik yang berupa frase (bukan kalimat lengkap). Langkah-langkah dalam meyusun kerangka karangan, yakni ;
pertama, topik karangan dipecahkan ke dalam rincian makro. Rincian makro ini bertujuan agar terwujud suatu kerangka sementara.
Kemudian, kedua, kerangka sementara tersebut diurai lagi ke dalam bagian-bagian yang lebih terinci. Hasilnya, itulah kerangka karangan.

D.    Peran Diksi Dan Penalaran
Karangan ilmiah, betapa pun, adalah juga media komunikasi antara penulis dan pembacanya. Oleh karena itu, komunikasi tersebut hanya akan berlangsung secara efektif dan efisien selama pembaca mampu mencerna kata dan rangkaian kata sesuai dengan maksud penulisnya.
Andai antara pembaca dan penulis memiliki tafsiran yang saling berbeda tentang kata dan rangkaian kata yang digunakan, terjadilah situasi ingar (noise), yakni kemacetan komunikasi. Untuk itulah, kita, sebagai penulis karangan ilmiah, mesti berhati-hati dalam memilih kata kata. Dalam memilih kata-kata, paling tidak terdapat dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan. Yakni ketetapan dan kesesuaian.
Dikatakan tepat, karena kata-kata yang dipilih mesti secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Sehingga, antara penulis dan pembacanya tidak memiliki perbedaan tafsir terhadap kata-kata yang digunakan dalam tulisan itu.
Kemudian, dikatakan sesuai, karena kata-kata yang dipilih mesti disesuaikan dengan konteks, kondisi, dan keadaan pembaca. Untuk itu, kita perlu memperhatikan adanya nilai-nilaisosial dan sasaran tulisan.
Dan yang paling penting dalam menulis karangan ilmiah kita mesti memahami syarat-syarat pembentukan paragraf. Syarat-syarat tersebut, menurut Gorys Keraf (1973) adalah sebagai berikut :
1.      Kesatuan. Tiap paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Semua kalimat dalam paragraf ini berfokus pada topik. Hindarilah hal-hal yang tidak relevan.
2.      Kepaduan. Satu paragraf bukan merupakan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri, melainkan kumpulan kalimat yang dibangun berdasarkan hubungan timbal balik. Hindarilah loncatan pemikiran yang akan membingungkan pembaca.
3.      Kelengkapan. Suatu paragraf disebut lengkap bila berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Dengan kata lain, gagasan utama atau topik yang pada umumnya sulit dipahami karena bersifat “abstrak”, dibumikan dengan cara diberi ilustrasi.

2.      Artikel

Dalam kaitannya dengan hakikat artikel, pada era lima puluhan, masyarakat Eropa dan Amerika berpandangan bahwa setiap tulisan yang dimuat di media cetak disebut artikel. Namun, setelah profesi tulis-menulis berkembang, mulailah dibedakan antara tulisan yang berisi peristiwa dan proses (feature), tulisan yang berisi pendapat (opini), dan artikel. Tulisan yang berisi pendapat tentang rencana.
 Artikel sendiri berisikan fakta dan masalah-masalah yang diangkat saling berkaitan dan diikuti dengan pendirian subjektif yang disertai argumentasi berdasarkan teori keilmuan dan data-data empiris yang mendukung pendirian itu. Ditinjau dari segi tekhnik penulisan dan media yang akan dituju, artikel dapat dibedakan atas dua macam, yaitu artikel ilmiah dan artikel populer. Yang pertama biasanya dikirim ke majalah ilmiah atau jurnal, sedangkan yang kedua biasanya dikirim ke media cetak seperti koran. Artikel ilmiah ini pun masih dapat dibedakan atas dua macam, yaitu artikel ilmiah yang berupa rangkuman hasil penelitian dan artikel ilmiah yang berupa kajian pustaka.

a.      Unsur-Unsur Artikel Hasil Penelitian

Sebuah artikel hasil penelitian setidaknya terdiri atas sembilan komponen, yaitu (1) judul, (2) baris kepemilikan, (3) abstrak, (4) kata kunci, (5) pendahuluan, (6) metode penelitian (7) hasil penelitian dan pembahasan, (8) penutup, dan (9) daftar pustaka. Masing-masing diberikan kaidahnya dibawah ini.

1.      Judul

Sesungguhnya, judul merupakan nama sebuah tulisan (karangan). Walaupun ada orang menyatakan bahwa judul bisa dirumuskan setelah tulisan selesai, yang pertama kali dilihat oleh pembaca adalah judul, bukan masalah atau isi tulisan tersebut. Judul mengungkapkan abstraksi tertinggi suatu tulisan. Dari judul orang dapat menangkap esesnsi tulisan tersebut. Tidak banyak orang yang ingin membaca keseluruhan isi tulisan, tetapi banyak orang yang terangsang untuk membaca judul suatu tulisan.
        Oleh karena itu, judul hendaknya mampu menarik perhatian pembaca sehingga terangsang untuk membaca bagian-bagian artikel selanjutnya. Untuk mencapai maksud itu, judul hendaknya memenuhi bebarapa kaidah yaitu, singkat (tidak lebih dari pada lima belas kata), jelas, gramatikal, disusun dalam bentuk frasa bukan kalimat, tidak menggunakan singkatan, atau akronim (kecuali yang sudah di kenal oleh umum), dan ditulis sesuai dengan ejaan yang resmi berlaku (EYD). Di samping itu, sebaliknya judul bersifat indikatif yang merujuk pada pokok bahasan, bukan bersifat informatif yang merujuk pada simpulan.

2.      Baris kepemilikan

Pada umumnya, baris kepemilikan terdiri ats dua unsur, yaitu nama pengarang dan nama lembaga penulis (peneliti). Dalam kaitannya dengan nama pengarang, cantumkanlah nama yang secara nyata terlibat dalam keseluruhan kegiatan penelitian. Nama hendaknya ditulis secara lengkap, tetapi tidak disertai pangkat, kedudukan, dan gelar akademik.

3.      Abstrak

Abstrak sering disebut sari karangan. Abstrak merupakan kependekan yang secara lengkap komprehensif, dan jelas menerangkan keseluruhan isis tulisan. Abstrak sering disajikan alam dua atau tiga paragraf, tetapi dengan satu paragraf sudaj cukup memadai. Yang penting tidak lebih dari dua ratus kata. Ada beberapa manfaat penyususnan abtrak, antara lain :
§  Memungkinkan pembaca dapat mengetahui isi dokumen dengan cepat dan tepat sehingga pembaca tidak perlu membaca aslinya,
§  Menghemat waktu dalam menelusuri informasi karena membaca abstrak lebih mudah dari pada membaca aslinya,
§  Penyebaran informasi dengan abstrak lebih mudah dan murah dibandingkan dengan dokumen aslinya.
Swaler dan Feak yang dikutif Marhaeni menyebutkan empat syarat utama bagi sebuah abstrak yang baik. Pertama, sebuah abstrak harus memuat ide-ide pokok yang tercangkup dalam karya ilmiah dan menunjukkan bagaimana ide-ide tersebut berkait di dalam karya tersebut. Kedua, sebuah abstrak harus secara tepat menyajikan isis dan organisasi ide karya ilmiah yang bersangkutan. Artinya, sebuah abstrak, selain setia pada isi, juga harus sesuai dengan urutan-urutan penyajian ide. Ketiga,sebuah abstrak harus dengan jelas mencerminkan ekspresi penulis tenthang sesuatu karyanya. Keempat, sebuah abstrak harus ringkas, memuat hal-hal pokok  saja dengan panjang maksimal 200 kata.
4.      Kata Kunci
Kata kunci adalaha kata pokok yang menggambarkan daerah masaah yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli berupa kata tunggal atau kelompom kata. Kata kunci pada umumnya dipakai untuk memayar isis karangan dengan kom[puter guna keperluan sistem pencarian informasi secara cepat. Dalam memilih kata kunci, pertanyakan pada diri sendiri kata-kata apa yang akan dipaki jika akan mencari informasi tentang topik-topik penting dari artikel yang sedang di siapkan. Kata kunci terdiri atas tiga sampai delapan kata atau tidak lebih dari satu baris.
5.      Pendahuluan

Bagian pendahuluan suatu atikel hasil penelitian memegang peranan penting dalam upaya mengantarkan pembaca kepada isis artikel. Di samping itu, bagian pendahuluan juga berfungsi untuk menarik perhatian pembaca. Sebab itu, dalam bagian pendahuluan hendaknya dikemukakan latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, rangkuman kajian teori, dan manfaat penelitian.

a.       Latar Belakang
Pada hakikatnya, bagian latar belakang suatu tulisan (artikel) merupakan jawaban terhadap pertanyaan megapa penulis mengangkat permasalahan termtentu di dalamnya, dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan atau antara teori dan praktik.
b.      Rumusan Masalah
Merumuskan masalah penelitan, perlu diperhatikan rambu-rambu di bawah ini :
(.) Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
(.) Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas (tidak bermakna ganda) dan padat
(.) Rumusan masalah hendaknya memberi petunjuk secara eksplisit tentang subjek penelitian, lokasi penelitian, dan kemungkinan jeis data yang diperlukan.
c.       Tujuan penelitian
Tujuan penulisan mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Berbeda dengan rumusan masxalah penelitian, tujuan penelitian dirumuskan dengan kalimat pertanyaan.
d.      Manfaat penelitian
Pada  bagian ini, dikemukakan kegunaan atau manfaat penelitian bagi pengembangan ilmu atau bagi pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bagian ini, yaitu bagi siapa manfaat atau kegunaan penelitian itu ditunjukan dan dalam hal ini apa manfaat atau kegunaan penelitian itu dapat dirasakan oleh pihak-pihak yang dimaksud oleh peneliti.
e.       Rangkuman teori
Bagian ini terdiri atas beberapa subbagian. Ada subbagian yang menguraikan teori yang menjelaskan variabel atau hubungan antarvariabel (kerangka konsptual atau teori) yang melandasi hipotesis, ada subbagian yang meringkas dan menganalisis penelitian-penelitian sebelumnya dalam topik yang hampir sama. Fungsinya adalah (1) memberikan informasi yang diperlukan untuk memahamipenelitian kita. (2) meyakinkan pembaca bahwa kita menguasai penelitian-penelitian penting dalam topik yang kita teliti. (3) mendudukan penelitian kita sebagai salah satu butir dalam mata rantai penelitian yang mengembangkan dan memperluas pengetahuan pada bidang kita.

6.      Metode Penelitian
Pada prinsipnya, bagian ini melaporkan bagaimana penelitian yang dilaporkan dilaksanakan. Bagian metode penelitian meliputi tiga bagian pokok . bagian pertama, menggambarkan sumber informasi untuk menjawab masalah penelitian, dan cara mereka ditetapkan. Bagian kedua, difokuskan pada metode dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dan subjek penelitian, yang meliputi deskripsi instrumen dan prosedur pengembangannya serta penerapannya. Bagian ketiga, berisi tekhnik analisis data.
7.      Hasil Penelitian dan Pembahsan
Dalam penyampaian hasil penelitian, bentuk-bentuk penyajian data dan informasi yang efektif seperti tabel grafik perlu dimanfaatkan. Demikian pula gambar, foto, dan ilustrasi perlu disuguhkan untuk memperkuat pembuktian perampatan yang di cetuskan sebagai simpulan penelitian.
Selanjutnya, pembahsan merupakan bagian terpentinga artikel hasil penelitian. Pada umunya, kualitas suatu penelitian dapat dilihat dari bagian pembahsannya. Melalui bagian ini, akan tampak kadar penguasaan peneliti terhadap masalah yang ditelitinya dan cakrawala pengetahuannya.
8.      Penutup
Bagian penutup suatu artikel hasil penelitian biasnya memuat simpulan dan saran. Bagian simpulan dan saran menyajikan ringkasan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Sebagai ringkasan hasil penelitian, bagian ini biasanya memberiakan jawaban terhadap masalah penelitian. Selanjutnya, bagian saran hendaknya dikembangkan berdasarkan temuan peneitian. Saran dapat mengacu pada tindakan praktis pengembangan teori baru dan penelitian lanjutan.
9.      Daftar Pustaka
Dalam menulis daftar pustaka suatu artikel, perlu dilihat kembali petunjuk pada berkala yang akan dituju. Pelajari apakah berkala memperkenankan pencantuman biografi lengkap atau hanya membatasi pada pustaka yang diacu. Hendaknya diingat bahwa dalam menulis nama pengarang, gelar akademis ditinggalkan, judul buku dan nama majalah biasanya digarisbawahi atau dicetak miring.adapun urutan penulisannya adalah nama pengarang, nama penerbitan, judul buku atau majalah, tempat terbit, dan nama penerbit. Di antara unsur-unsur itu digunakan tanda titik (.), kecuali diantara tempat penerbit dan nama penerbit diguanakan tanda titik dua (:) .

Di samping kaidah-kaidah di atas, penulisan suatu artikel ilmiah sudah semestinya tunduk pada kaidah Bahasa yang sifatnya universal. Jika artikel itu ditulis dalam Bahasa Indonesia,ragam Bahasa yang harus digunakan adalah ragam Bahasa Indonesia baku. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi Bahasa Indonesia baku yang digunakan dalam wacana tekhnis. Penulisan artikel ilmiah menuntut pemakaian ragam bahasa Indonesia tulis baku, yaitu ragam bahasa Indonesia tulis yang dijadikan tolok bandingan bagi pemakaian bahasa yang benar. Tolok bandingan ragam bahasa Indonesia tulis baku itu adalah sebagai berikut:

1.      Tata bahasa yang diacu (pengalinean, pengalimatan, pembentukan kata, kosakata, serta peristilahannya) adalah tata bahasa baku dan
2.      Penulisannya mengindahkan kaidah penulisan yang resmi, yaitu sistem penulisan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
( Luminantang,1992:2)

b.      Unsur-Unsur Artikel Kajian Pustaka

Artikel kajian pustaka yang sering disebut artikel konseptual atau artikel nonpenelitian adalah artikel yang memuat hasil pemikiran penulis atas suatu permasalahan yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Artikel kajian pustaka bukanlah sekedar kolase cuplikan-cuplikan dari sejumlah buku atau artikel, tetapi hasil pemikiran analitis dan kritis penulisnya.
Artikel yang berupa kajian pustaka biasanya terdiri atas beberapa unsur, yaitu
a.       Judul
b.      Baris kepemilikan
c.       Abstrak
d.      Kata kunci
e.       Pendahuluan
f.        Pembahasan
g.      Penutup
h.      Daftar pustaka
Jika dibandingkan dengan artikel hasil penelitian, tampaknya unsur-unsur artikel kajian pustaka tidak jauh berbeda.Bedanya, pada artikel kajian pustaka tidak terdapat unsur metode penelitian dan unsur hasil penelitian beserta pembahasannya. Namun, pada artikel kajian pustaka terdapat unsur pembahasan yang merupakan bagian inti artikel. Oleh karena itu, kaidah yang dikemukakan di sini hanyalah kaidah yang menyangkut unsur pembahasan yang tidak terdapat pada artikel hasil penelitian.
Lazimnya bagian pembahasan pada artikel kajian pustaka berisi analisis, argumentasi, komparasi, dan pendirian atau sikap penulis terhadap suatu masalah yang dibicarakan. Hal utama yang mesti ditampilkan dalam bagian ini adalah kupasan yang argumentatif, analitis, dan kritis dengan sistematika yang runtut dan logis.
3.      Makalah

A.    Pengertian makalah

Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif. Sistematikanya yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Makalah biasanya disajikan dalam sebuah forum yang berupa seminar. Dalam kaitannya dengan perkuliahan, makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah.


B.     Ciri-ciri makalah.
1.      Logis , maksudnya keterangan, uraian, pandangan, dan pendapat dapat dikaji, dibuktikan, dan diterima secara rasio.
2.      Objektif, artinya bahwa hal itu mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya.
3.      Sistematis, artinya bahwa sesuatu yang disampaikan disusun secara runtut dan berkesinambungan.
4.      Jelas, artinya keterangan, pendapat, dan pandangan jelas dan tidak membingungkan.
5.      Kebenarannya dapat diuji, artinya pernyataan, pandangan, serta keterangan yang dipaparkan dapat diuji, berdasarkan pernyataan yang sesungguhnya.

C.     Jenis makalah

Jenis makalah dibedakan menjadi dua yaitu makalah biasa dan makalah posisi. Makalah biasa dibuat penulis makalah (mahasiswa) untuk menunjukan pemahamannya terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam makalah ini, penulis diperkenankan mengemukakan berbagai pandangan yang ada tentang masalah yang dikaji.

 Penulisan makalah dapat pula diminta membuat makalah untuk menunjukan posisi teoritisnya dalam suatu kajian. Untuk makalah jenis ini, penulisan makalah tidak saja diminta untuk menunjukan penguasaan tertentu tetapi juga dipersyaratkan untuk menunjukan dipihak mana ia berdiri. Makalah yang demikian dinamakan makalah posisi.

Makalah posisi dapat dihasilkan melalui kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi yang baik dan tentu saja seluruh mahasiswa diharapkan memilikinya. Serta sumber makalah baik makalah biasa maupun makalah posisi harus berdasarkan buku-buku atau pustaka. Dan untuk makalah biasa sendiri harus memenuhi ciri-ciri yaitu empiris, sistematis, logis, objektif, rasional, dan komunikatif.

c.       Persiapan penulisan makalah

1.      Penentuan pokok masalah, antara lain sebagai berikut :
a.       Menentukan topic.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan topik makalah:
Pertama,topik dapat dikembangkan dan bermanfaat untuk dijadikan makalah. Kedua, topik menarik perhatian pembaca dan minat penulis. Ketiga, topik yang dipilih harus dikuasai dan tidak terlalu dianggap asing lagi bagi mahasiswa. Keempat, bahan untuk menulis makalah mudah diperoleh sesuai dengan topik yang diinginkan.

b.      Membatasi topik
Maksudnya adalah jika topic suatu makalah terlalu luas maka akan menyulitkan dalam pembahasan dan kurang menjamin mutu makalah.

2.      Sistematika penulisan makalah.
a.        Rincian dan Urutan Isi
Bagian awal terdiri atas hal-hal berikut.
1.      Halaman sampul
2.      Kata pengantar
3.      Daftar isi
4.      Daftar tabel dan gambar (kalau ada).

b.      Bagian tengah terdiri atas hal-hal berikut.
1.      Pendahuluan
2.      Uraian masalah yang dibagi menjadi bab-bab.
3.      Kesimpulan
4.      Saran

c.       Bagian terakhir terdiri atas hal-hal berikut.
1.      Daftar pustaka
3.Cara penyajian

a.  Bagian awal
b. Halaman sampul
c.  Isi halaman judul sama dengan halaman sampul terdiri atas hal-hal berikut.
1.      Judul makalah
Beberapa kriteria judul makalah yang baik:
-          Judul menggambarkan isi
-          Judul harus singkat dan jelas
-          Judul bukan kalimat, melainkan frasa atau klausa
-          Judul menarik dan memiliki daya pikat
-          Panjang judul berkisar antara lima sampai lima belas kata.
2.      Nama penulis
3.      Nama jurusan
4.      Tahun penyelesaian (Hijriah dan Masehi)

d. Kata pengantar
Kata pengantar berisi ucapan rasa syukur dan terima kasih kepada berbagai pihak atas terselesainya makalah.

e.  Daftar isi
Daftar isi memuat keterangan pokok-pokok makalah. Di sini dicantumkan tiap-tiap subjudul diberi nomor dan nomor halaman yang memuatnya.

f.   Bagian tengah
1.      Pendahuluan
Isi pendahuluan merupakan penjelasan yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam bab-bab.
2.      Alasan pemilihan pokok masalah
3.      Perumusan masalah disertai latar belakang yang sesuai
4.      Prosedur pemecahan masalah dijelaskan dengan menyebutkan metode-metode yang dipakai dan tata kerja yang akan ditempuh penulis
5.      Sumber-sumber yang ada relevansinya dan dapat dipertanggungjawabkan untuk menyelesaikan masalah
6.      Rangkuman makalah yang disusun secara singkat dan padat.
g. Bab-bab pengurai
Uraian makalah harus memuat tafsiran-tafsiran analisis terhadap data yang terkumpul dan yang merupakan jawaban yang terperinci atas persoalan yang berhubungan dengan pokok-pokok  pembahasan penulis secara proposional.


h. Kesimpulan
Kesimpulan ditarik dari pembuktian atau dari uraian yang ditulis terdahulu dan bertalian erat dengan pokok masalah. Dengan demikian, tidak dapat dibenarkan apabila sesuatu yang dibahas dalam bab-bab penguarai diambil sebagai kesimpulan
i.  Bagian terakhir
Adalah daftar pustaka. Semua sumber kepustakaan, baik berupa ensiklopedia buku, majalah, atau surat kabar perlu disusun dalam daftar khusus yang diletakkan pada akhir makalah.

                 

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan, yaitu sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh masyarakat akademik. Adapun yang masuk kedalam penelitian meliputi masalah penelitian, tujuan, metode, kajian teori, objek data variabel dan hasil penelitian. Kemudian cara – cara penulisan karya ilmiah yang baik adalah:
1.      Objektif
2.      Pola berfikir deduktif – induktif
3.      Sistematika
Tata cara penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka. Adapun bentuk – bentuk karya ilmiah meliputi :
1.      Karya tulis
2.      Makalah
3.      Skripsi
4.      Thesis
5.      Disertasi
6.      Laporan hasil penelitian

B.     Saran
Kami membuat makalah ini untuk  pembelajaran bersama. Kami mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.




DAFTAR PUSTAKA

Finoza, Lamuddin. 2013. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Intan Mulia
https://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah, diakses pada tanggal 16 November      2015 pukul 15.20 WITA
http://ptcindonesia.heck.in/pengertian-karya-ilmiah-fungsi-syarat-je.xhtml, diakses pada tanggal 16 November 2015 pukul 15.30 WITA
http://czifa24.blogspot.co.id/2012/03/makalah-b-indonesia-tentang penulisan.html, diakses pada tanggal 16 November 2015 pukul 16.00 WITA
Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Intan Mulia
https://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah, diakses pada tanggal 16 November      2015 pukul 15.20 WITA
http://ptcindonesia.heck.in/pengertian-karya-ilmiah-fungsi-syarat-je.xhtml, diakses pada tanggal 16 November 2015 pukul 15.30 WITA
http://czifa24.blogspot.co.id/2012/03/makalah-b-indonesia-tentang penulisan.html, diakses pada tanggal 16 November 2015 pukul 16.00 WITA
Nazarudin. 2015. Bahasa Indonesia. Mataram: CV Sanabil
Rahardi, Kunjana. 2009. Bahas Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Ciracas, Jakarta: Penerbit Erlangga
Wibowo, Wahyu. 2013. Menajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik Dalam Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Dan Praktisi Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama