KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum .wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KARYA TULIS ILMIAH” tepat
pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW,keluarga,sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Mataram, 22 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA
PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR
ISI................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.
A. Landasan Teori....................................................................................................................3
B. Rumusan
Masalah...............................................................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya
Ilmiah.....................................................................................................4
B. Sistematika atau Kerangka Penulisan Karya Ilmiah..........................................................4
C. Cara atau Syarat Penulisan Karya Ilmiah yang
Baik.........................................................5
D. Bentuk-bentuk Karya
Ilmiah...............................................................................................6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................................................16
B.
Saran..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan
tertentu. Aturan tersebut biasanya
merupakan suatu persyaratan tata tulis yang telah dibakukan oleh masyarakat
akademik. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dalam tiga
tahapan, yaitu : tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.
Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan
ilmiah mengandung komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah
itu. Adanya tujuan penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek
penelitian, instrumen yang digunakan, dan adanya hasil penelitian yang
diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan dirumuskan, kegiatan penelitian harus
diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena sasaran akhir
penelitian adalah mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak terkait.
Oleh karena itu, menulis laporan
merupakan tahap akhir yang penting dalam penelitian, karena menulis laporan merupakan
proses komunikasi yang membutuhkan adanya pengertian yang sama antara penulis
dan pembaca.
Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat
penting. Supaya di setiap proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang
berlaku. Selain itu, pentingnya belajar menulis karya ilmiah juga dapat
memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga dalam
pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh pembaca.
Sehingga kami membuat makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai bahan
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah?
2. Bagaimana sistematika atau kerangka
penulisan karya ilmiah?
3. Bagaimana cara penulisan karya ilmiah
yang baik?
4. Jenis atau bentuk – bentuk apa saja yang
termasuk karya ilmiah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian karya ilmiah.
2. Untuk mengetahui sistematika atau
kerangka penulisan karya ilmiah.
3. Untuk mengetahui cara penulisan karya
ilmiah yang baik.
4. Untuk mengetahui jenis atau bentuk dari
karya ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya Ilmiah
Keterampilan menulis karya ilmiah sangat penting artinya bagi
mahasiswa calon guru dalam rangka persiapan memasuki dunia kerja, maupun dalam
rangka mengerjakan tugas-tugas kependidikannya dalam pergguruan tinggi.
Hakikat
karya ilmiah itu sendiri tidak bias di lepaskan dari hakikat berpikir ilmiah,
dan penelitian ilmiah. Dikatakn demikian karena karya ilmiah merupakan hasil
pelaksanaan penelitian ilmiah merupakan wujud operasionalisasi berpikir ilmiah.
Yang dimaksud dengan berpikir ilmiah adalah suatu proses berpikir yang
menggabungkan berpikir deduktif dan induktif. Hipotesis di turunkan dari teori
kemudian di uji melalui verifikasi data secara empiris. Proses atau cara
berpikir seperti diatas di sebut juga metode logiko-hipotetiko-verifikasi. Berpikir
ilmiah pada garis besarnya terdiri atas langkah pokok :
-
Merumuskan
masalah
-
Mengajukan
hipotesis
-
Verifikasi
data (mengumpulkan dan menganalisis data)
-
Menarik
simpupulan
Sebuah karya
tulis baru dapat digolongkan sebagai sebuah karya ilmiah jika telah memenuhi sejumlah
persyaratan , baik dari segi isi, maupun sosoknya. Dari segi isi,
karya ilmiah hendaknya mengandung kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang tidak
hanya berdasar pada rasio. Tetapi juga dapat dibuktikan sacara empiris.Darisegi
pengajarannya, karya ilmiah hendaknya disusun berdasarkan metode
ilmiah. Dari segi sosoknya, karya ilmiah hendaknya disusun
berdasarkan sistematika karya ilmiah yang ada. Sebab itulah, dikenal adanya
beberapa jenis karya ilmiah seperti laporan hasil penelitian. Artikel (baik artikel
kajian pustaka maupun artikel rangkuman hasil penelitian), dan makalah.
Dalam
kaitannya dengan penelitian, pada garis besarnya, ada 4 tahap yang perlu
dilakukan :
1.
Tahap
persiapan : pada intinya membagi 2 kegiatan kelompok yaitu menetapkan masalah dan
menyusun proposal penelitian serta instrument penelitian.
2.
Tahap
pelaksanaan : meliputi beberapa kegiatan yaitu mengurus izin penelitian,
mengumpulkan data penelitian, dan meganalisisdata penelitian.
3.
Tahap
pelaporan : Menulis laporan hasil penelitian berada pada tahap pelaksanaan
berakhir. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya kualitas sebuah laporan hasil
penelitian sangat di tentukan oleh tinggi rendahnya kualitas Persiapan dan
pelaksanaan penelitian itu sendiri
4.
Tahap
penuliasan : untuk dapat menulias laporan dengan baik, seorang peneliti sudah
sepatutnya memilliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam menyusun
proposal penelitian dengan berbagai komponen didalamnya, seperti latar belakang
penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, teori,
serta metode penelitian, yang meliputi metode pengumpulan data, metode analisis
data, dan metode penyajian data.
B. Prinsip-Prinsip Penulisan Karya
Ilmiah
Menurut Achmad, prinsip-prinsip umum yang
mendasari penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut :
1.
Objektif,
rtinya setiap pernyataan ilmiah dalam karyanya harus di dasarkan kepada data
dan fakta, kegiata ini disebut studi
empiris. Objektif dan empiris merupakan dua hal yang bertautan.
2.
Prosedur
atau penyimpulan penemuannya melalui penalaran induktif dan deduktif.
3.
Rasional
dalam pembahsan data, artinya seorang penulis karya ilmiah, dalam menganalisis
data, harus menggunakan pengalaman dan pikiran logis.
C. Ciri-Ciri
Karya Ilmiah
Achmad
mengemukakan dua belas ciri karya ilmiah sebagai berikut :
-
Logis,
artinya segala keterangan yang disajikan dapat diterima oleh akal.
-
Sistematis,
segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang memperlihatkan adanya
kesinambungan
-
Objektif,
artinya segala keterangan yang dikemukakan menurut apa adanya
-
Lengkap,
artinya segi-segi masalah yang diungkapkan itu dikupas selengkap-lengkapnya
-
Lugas,
artinya pembicaraan langsung pada hal pokok
-
Saksama,
maksudnya berusaha menghindarkan diri dari kesalahan seberapapun kecilnya.
-
Jelas,
segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud secara jernih
-
Kebenarannya
dapat diuji atau empiris
-
Terbuka,
yakni konsep atau pandangan keilmuan dapat berubah seandainya muncul pendapat
yang baru.
-
Berlaku
umum, yaitu semua simpulan-simpulannya berlaku bagi semua populasinya
-
Penyajian
menggunakan ragam bahasa ilmiah dan bahasa tulis yang lazim
-
Tuntas,
artinya segala masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lenngkapnya
D. Tujuan
Karang-mengarang Karya Ilmiah
Menurut
Hugo Hartig (Via Henry Guntur Tarigan, 1985:25) sebagai berikut :
a.
Tujuan
penugasan (assignment purpose). Menulis sesuatu karena penugasan,
misalnya ditugasi menulis berita.
b.
Tujuan
autruistik (altruistic purpose). Menulis sesuatu dalam rangka
menyenangkan atau menghibur pembaca, misalnya features tentang artis
film yang dimuat di tabloid-tabloid hiburan
c.
Tujuan
persusif (persuasive purpose). Menulis sesuatu demi meyakinkan pembaca
akan suatu gagasn, misalnya kolom tentang kenaikan harga BBM (opini) yang
terdapat dalam surat kabar
d.
Tujuan
penerangan (informational purpose). Menulis sesuatu kepada pembaca untuk
memberi informasi/penerangan/keterangan, misalnya berita-berita actual di surat
kabar
e.
Tujuan
pernyataan diri (self-expressive purpose). Menulis sesuatu demi
memperkenalkan diri si penulis kepada pembaca, misalnya menulis puisi atau
cerpen di majalah
f.
Tujuan
kreatif (creative purpose). Menulis sesuatu demi pencapaian suatu nilai
seni atau artistik.Tujuan ini berkaitan erat dengan butir e.Namun, dorongan
kreatif melebihi pernyataan diri.
g.
Tujuan
pemecahan masalah (problem-solving purpose). Menulis sesuatu demi
menjelaskan, menjernihkan, dan memecahkan suatu masalah, misalnya penulisan
skripsi, tesis, disertasi.
Berkaitan dengan tujuan menulis, laras (ragam atau genre) karangan
itu sendiri dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan
bentuk
Menurut Weaver (1957) dan Alton C.
Morris (1964): eksposisi, deskripsi, narasi, dan argumentasi.
Menurut Mimi Brosdsky Chenfeld
(1978): tulisan kreatif (ekspresi pribadi) dan tulisan ekspositoris (surat,
laporan, resensi, penelitian)
2. Berdasarkan
nada
Menurut Michael E. Adelstein dan
Jean G. Pival (1976): nada intim (hasil penjelajahan pribadi), nada informasi
(berbagi pengalaman), nada penjelas (melakukan penyingkapan), nada debat
(merebut perhatian), nada kritik (melakukan analisis), nada otoritatif
(melakukan riset).
Dewasa ini,
bentuk tulisan yang umum dikenal sebagai berikut.
a.
Argumentasi
(bahasan). Bentuk tulisan ini menggaris bawahi gagasan atau pikiran penulisnya
dengan bertopang pada pendapat atau argument yang logis dan obyektif
(berdasarkan pembuktian kebenaran). Targetnya, mempengaruhi pandangan pembaca.
Pada umumnya, bentuk tulisan argumentasi terdapat di dalam karangan ilmiah.
b.
Deskripsi (perian). Bentuk tulisan ini
mengutamakan kemampuan penulisnya dalam melukiskan atau merinci sesuatu
(peristiwa, kejadian, atau lanskap) secara obyektif via kata-kata. Dengan cara
ini, seolah-olah pembacanya diharapkan akan lebih luas wawasannya. Pada
umumnya, bentuk deskripsi digunakan karya sastra.
c.
Eksposisi (paparan).
Bentuk tulisan ini lebih merupakan pemaparan pikiran atau pendapat seorang
penulis, tanpa berkehendak mempengaruhi pandangan pembaca. Dengan cara ini,
pembacanya diharapkan akan lebih luas wawasannya,. Pada umumnya, bentuk tulisan
ekposisi terdapat di dalam majalah dan surat kabar.
d.
Persuasi (bujukan). Bentuk tulisan ini
cenderung bertujuan merayu, membujuk, atau mengajak pembacanya agar menuruti
keinginan si penulisnya. Pada umumnya, bentuk tulisan persuasi terdapat di
dalam iklan media massa, pamflet, dan selebaran.
e.
Narasi
(kisahan). Bentuk tulisan ini mengggaris bawahi aspek penceritaan atas suatu
rangkaian peristiwa yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu., baik secara
obyektif maupun imajinatif. Dengan cara ini, diharapkan pembacanya akan bias
menghayati liku-liku cerita yang dirangkai dalam peristiwa itu. Pada umumnya,
bentuk tulisan narasi terdapat di dalam karya sastra dan biografi.
E. Jenis dan Komponen Karya Ilmiah
Karya ilmiah dapat dibedakan atas
beberapa jenis, yaitu (1) laporan penelitian, yang meliputi skripsi, tesis, dan
disetasi, (2) artikel, (3) dan makalah.
1. Laporan.
Laporan ditulis setelah
seseorang melakukan pengmatan, kunjungan, wawancara, penelitian, pembacaan literature,
atau percobaan. Hal yang mendasari tiap laporan adalah adanya fakta dan data.
Fakta dan data tersebut diramu menjadi informasi untuk disampaikan kepada
pembacanya. Sebagai karangan ilmiah, laporan mesti ditulis atas dasar aturan
yang berlaku dalam penyusunan karangan ilmiah termasuk dapat diperiksa
kebenarannya. Meliputi beberapa jenis lainnya yaitu :
a.
Skripsi.
Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa S-1 untuk
melengkapi persyaratan pendidikan akademinya. Skripsi ini, yang harus
dipertahankan oleh penulisnya dalam suatu sidang ujian, berisikan hasil
penelitian. Hasil penelitian ini diolah, dibahas, dan diberikan komentar,
simpulan dan saran, sesuai tujuan penulisan.
b.
Tesis.
Tesis adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa S-2 untuk
memperoleh gelar master atau magister. Tesis memiliki taraf lebih tinggi
ketimbang skripsi. Artinya, tesis ditulis secara lebih teliti dan mendalam,
baik dari segi permasalahannya, kajian teoritik, maupun pembahasannya.
Pernyataan, pendapat, atau teori yang dikemukakan harus didukung argument yang
kuat.
c.
Disertasi.
Disertasi adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa S-3 untuk
memperoleh geklar doctor.Doktor adalah gelar akademis tertinggi yang diberikan
suatu perguruan tinggi. Oleh karena itu, disertasi memiliki tingkat lebih
tinggi ketimbang skripsi atau tesis. Dalam disertasi permasalah yang dikaji
lebih kompleks, lebih mendalam, lebih problematik, dan lebih komprehensif.
Disertasi juga dipertahankan di depan sidang ujian, yakni ujian tertutup dan
ujian terbuka.
Jenis karangan
ilmiah, sebagaimana dapat dilihat di atas ini, memang menampakkan perbedaan
hakikinya. Namun begitu, karangan ilmiah yang berwujud skripsi, tesis dan
disertasi, mengandung komponen yang serupa.Komponen tersebut disusun
berdasarkan urut-urutan sebagai berikut :
1.
Bagian
awal:
a.
Halaman
judul
b.
Halaman
pengesahan
c.
Kata
pengantar
d.
Daftar
isi
e.
Daftar
table (jika ada)
f.
Daftar
gambar (jika ada)
g.
Abstrak
2.
Bagian
pokok/utama:
a.
Pendahuluan
(latar belakang dan permasalahan)
b.
Kerangka
teoritik dan pengujian hipotesis (jika diperlukan)
c.
Metode
penelitian
d.
Hasil
penelitian,pengujian hipotesis, dan pembahasan
e.
Simpulan
dan saran.
3.
Bagian
akhir
a.
Daftar
pustaka
b.
Lampiran.
Perencanaan
Karangan
Di dalam
sejumlah buku teks (berbahasa Indonesia) mengenai tulis-menulis,perencanaan
karangan ilmiah pada umumnya dideskripsikan sebagai proses penyemaian ide
menjadi wujud karangan yang dikehendaki ,mulai dari pemilihan topik hingga
penyusunan ragangan (outline).
Dalam hal
merencanakan karangan sebaiknya perhatikanlah hal-hal berikut.
A.
Tahap
penentuan visi dan judul
Tahap ini
merupakan tahap awal dalam perencanaan karangan. Di dalam tahap ini, kita mesti
menentukan visi tulisan kita dengan cara merumuskan topik karangan (pokok
pembicaraan). Perumusan ini sangat penting, mengingat begitu banyak soalan di
seputar kita yang bias dijadikan bahan karangan.
Tanpa
merumuskan topik karangan secara tajam dan padat, kita akan kesulitan dalam
mengurai, membangun, dan mengembangkannya dalam tulisan. Oleh karena itu topik
karangan yang baik harus memenuhi syarat: (1) menarik perhatian, (2) tidak
terlalu luas, (3) tidak terlalu sempit, (4) tidak terlalu baru, (5)
bahan-bahannya harus mudah diperoleh.
Setelah topik
dirumuskan, maka topik sebaiknya dinyatakan dalam suatu judul karangan. Tapi,
sebenarnya, apa perbedaan hakiki antara topik dan judul ? Menurut Sarbati
Akhadiah (1988:9), topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan
yang akan ditulis. Sedangkan, judul karangan adalah nama, titel, atau semacam
label untuk suatu karangan. Pernyataan topik mungkin saja sama dengan judul,
namun mungkin saja tidak.
Di dalam karangan ilmiah, judul
karangan mesti tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul harus dipikirkan
matang-matang dengan berpatokan pada hal-hal berikut ini :
1.
Judul
mesti mencerminkan topik karangan
2.
Judul
sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda (bukan dalam bentuk kalimat)
3.
Judul
diupayakan dinyatakan sesingkat mungkin
4.
Judul
mesti dinyatakan secara jelas dan lugas (bukan dalam bentuk kiasan)
B.
Tahap Perumusan Tujuan Karangan
Secara logis,
tahap ini sama dengan aspek kepemimpinan dalam proses menajemen. Aspek
ini, pada dasarnya berkaitan dengan strategi pendayagunaan unsur kepemimpinan
(memotivasi, mempengaruhi, atau mengarahkan pembaca kepada topik). Strategi
dalam tahap ini adalah merumuskan tujuan karangan yaitu ada dua jalan sebagai
berikut :
Pertama, dengan cara menyusun pernyataan
maksud, yakni jika tidak dalam rangka mengembangkan gagasan (atau tidak
dalam rangka melakukan analisis).
Sedangkan yang kedua, dengan cara menyusun
tesis, yakni jika kita beraksud mengembangkan gagasan (atau melakukan
analisis). Dengan bermodalkan rumusan topik karangan, kita berupaya
mengembangkan gagasan dalam berbentuk tesis.
C.
Tahap Pengorganisasian Karangan
Pengorganisasian
karagan merupakan langkah terakhir dalam perencanaan karangan. Langkah ini
beranalogi dengan pengorganisasiandalam proses menajemen.
Yakni,
penyususnan struktur organisasi (=struktur karangan). Sehingga, karangan dapat
terarah. Penyusun kerangka karangan sangat dianjurkan, karena akan
menghindarkan penulis dari kesalahan-kesalahan yang tak perlu terjadi. Mnurut
Sabarti Akhadiah (1988:25), keguanaan kerangka karangan bagi penulis adalah
sebagai berikut :
1.
Kerangka
karangan dapat mebantu penulis menyususn karangan secara teratur, tidak
membahas satu gagasan sampai dua kali, dan dapat mencegah penulis keluar dari
sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
2.
Kerangka
karangan akan memperlihatkan bagian-bagian pokok kerangka karangan, sekaligus
memberi kemungkinan bagi penulisnya untuk memperluas bagian-bagian tersebut.
Hal ini dapat mebantu penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda, sesuai
variasi yang diinginkannya
3.
Kerangka
karangan akan memperlihatkan kepada penulisannya, bahan atau materi apa yang
dibutuhkan dalam pembahasan yang akan ditulisnya nanti.
Pada umumnya,
bentuk kerangka karangan dibedakan atas kerangka kalimat dan kerangka
topik. Kerangka kalimat menggunakan kalimat berita yang lengkap dalam
merumuskan tiap topik, subtopic, maupun sub-subtopik. Sedangkan, di dalam
kerangka topik, tiap butir dalam kerangka tersebut terdiri atas topik yang
berupa frase (bukan kalimat lengkap). Langkah-langkah dalam meyusun kerangka
karangan, yakni ;
pertama, topik karangan dipecahkan ke dalam rincian makro. Rincian makro ini
bertujuan agar terwujud suatu kerangka sementara.
Kemudian, kedua,
kerangka sementara tersebut diurai lagi ke dalam bagian-bagian yang lebih
terinci. Hasilnya, itulah kerangka karangan.
D.
Peran Diksi Dan Penalaran
Karangan
ilmiah, betapa pun, adalah juga media komunikasi antara penulis dan pembacanya.
Oleh karena itu, komunikasi tersebut hanya akan berlangsung secara efektif dan
efisien selama pembaca mampu mencerna kata dan rangkaian kata sesuai dengan
maksud penulisnya.
Andai antara
pembaca dan penulis memiliki tafsiran yang saling berbeda tentang kata dan
rangkaian kata yang digunakan, terjadilah situasi ingar (noise), yakni
kemacetan komunikasi. Untuk itulah, kita, sebagai penulis karangan ilmiah,
mesti berhati-hati dalam memilih kata kata. Dalam memilih kata-kata, paling
tidak terdapat dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan. Yakni ketetapan
dan kesesuaian.
Dikatakan
tepat, karena kata-kata yang dipilih mesti secara tepat mengungkapkan apa yang
ingin diungkapkan. Sehingga, antara penulis dan pembacanya tidak memiliki
perbedaan tafsir terhadap kata-kata yang digunakan dalam tulisan itu.
Kemudian,
dikatakan sesuai, karena kata-kata yang dipilih mesti disesuaikan dengan
konteks, kondisi, dan keadaan pembaca. Untuk itu, kita perlu memperhatikan
adanya nilai-nilaisosial dan sasaran tulisan.
Dan yang paling
penting dalam menulis karangan ilmiah kita mesti memahami syarat-syarat
pembentukan paragraf. Syarat-syarat tersebut, menurut Gorys Keraf (1973) adalah
sebagai berikut :
1.
Kesatuan. Tiap paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Semua kalimat dalam paragraf ini
berfokus pada topik. Hindarilah hal-hal yang tidak relevan.
2.
Kepaduan. Satu paragraf bukan merupakan kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri, melainkan kumpulan kalimat yang dibangun
berdasarkan hubungan timbal balik. Hindarilah loncatan pemikiran yang akan
membingungkan pembaca.
3.
Kelengkapan. Suatu paragraf disebut lengkap bila berisi
kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik
atau kalimat utama. Dengan kata lain, gagasan utama atau topik yang pada
umumnya sulit dipahami karena bersifat “abstrak”, dibumikan dengan cara diberi
ilustrasi.
2. Artikel
Dalam kaitannya dengan hakikat artikel, pada
era lima puluhan, masyarakat Eropa dan Amerika berpandangan bahwa setiap
tulisan yang dimuat di media cetak disebut artikel. Namun, setelah profesi
tulis-menulis berkembang, mulailah dibedakan antara tulisan yang berisi
peristiwa dan proses (feature), tulisan yang berisi pendapat (opini),
dan artikel. Tulisan yang berisi pendapat tentang rencana.
Artikel
sendiri berisikan fakta dan masalah-masalah yang diangkat saling berkaitan dan
diikuti dengan pendirian subjektif yang disertai argumentasi berdasarkan teori
keilmuan dan data-data empiris yang mendukung pendirian itu. Ditinjau dari segi
tekhnik penulisan dan media yang akan dituju, artikel dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu artikel ilmiah dan artikel populer. Yang pertama biasanya dikirim
ke majalah ilmiah atau jurnal, sedangkan yang kedua biasanya dikirim ke media
cetak seperti koran. Artikel ilmiah ini pun masih dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu artikel ilmiah yang berupa rangkuman hasil penelitian dan artikel
ilmiah yang berupa kajian pustaka.
a.
Unsur-Unsur Artikel Hasil Penelitian
Sebuah artikel hasil penelitian setidaknya
terdiri atas sembilan komponen, yaitu (1) judul, (2) baris kepemilikan, (3)
abstrak, (4) kata kunci, (5) pendahuluan, (6) metode penelitian (7) hasil
penelitian dan pembahasan, (8) penutup, dan (9) daftar pustaka. Masing-masing
diberikan kaidahnya dibawah ini.
1.
Judul
Sesungguhnya, judul merupakan nama sebuah
tulisan (karangan). Walaupun ada orang menyatakan bahwa judul bisa dirumuskan
setelah tulisan selesai, yang pertama kali dilihat oleh pembaca adalah judul,
bukan masalah atau isi tulisan tersebut. Judul mengungkapkan abstraksi
tertinggi suatu tulisan. Dari judul orang dapat menangkap esesnsi tulisan
tersebut. Tidak banyak orang yang ingin membaca keseluruhan isi tulisan, tetapi
banyak orang yang terangsang untuk membaca judul suatu tulisan.
Oleh karena itu, judul hendaknya mampu menarik perhatian pembaca
sehingga terangsang untuk membaca bagian-bagian artikel selanjutnya. Untuk
mencapai maksud itu, judul hendaknya memenuhi bebarapa kaidah yaitu, singkat
(tidak lebih dari pada lima belas kata), jelas, gramatikal, disusun dalam
bentuk frasa bukan kalimat, tidak menggunakan singkatan, atau akronim (kecuali
yang sudah di kenal oleh umum), dan ditulis sesuai dengan ejaan yang resmi
berlaku (EYD). Di samping itu, sebaliknya judul bersifat indikatif yang merujuk
pada pokok bahasan, bukan bersifat informatif yang merujuk pada simpulan.
2.
Baris kepemilikan
Pada umumnya, baris kepemilikan terdiri ats
dua unsur, yaitu nama pengarang dan nama lembaga penulis (peneliti). Dalam
kaitannya dengan nama pengarang, cantumkanlah nama yang secara nyata terlibat
dalam keseluruhan kegiatan penelitian. Nama hendaknya ditulis secara lengkap,
tetapi tidak disertai pangkat, kedudukan, dan gelar akademik.
3.
Abstrak
Abstrak sering disebut sari karangan. Abstrak
merupakan kependekan yang secara lengkap komprehensif, dan jelas menerangkan
keseluruhan isis tulisan. Abstrak sering disajikan alam dua atau tiga paragraf,
tetapi dengan satu paragraf sudaj cukup memadai. Yang penting tidak lebih dari
dua ratus kata. Ada beberapa manfaat penyususnan abtrak, antara lain :
§ Memungkinkan
pembaca dapat mengetahui isi dokumen dengan cepat dan tepat sehingga pembaca
tidak perlu membaca aslinya,
§ Menghemat waktu
dalam menelusuri informasi karena membaca abstrak lebih mudah dari pada membaca
aslinya,
§ Penyebaran
informasi dengan abstrak lebih mudah dan murah dibandingkan dengan dokumen
aslinya.
Swaler dan Feak yang dikutif Marhaeni menyebutkan empat syarat utama bagi
sebuah abstrak yang baik. Pertama, sebuah abstrak harus memuat ide-ide
pokok yang tercangkup dalam karya ilmiah dan menunjukkan bagaimana ide-ide
tersebut berkait di dalam karya tersebut. Kedua, sebuah abstrak harus
secara tepat menyajikan isis dan organisasi ide karya ilmiah yang bersangkutan.
Artinya, sebuah abstrak, selain setia pada isi, juga harus sesuai dengan
urutan-urutan penyajian ide. Ketiga,sebuah abstrak harus dengan jelas mencerminkan
ekspresi penulis tenthang sesuatu karyanya. Keempat, sebuah abstrak
harus ringkas, memuat hal-hal pokok saja
dengan panjang maksimal 200 kata.
4. Kata Kunci
Kata kunci adalaha kata pokok yang menggambarkan daerah masaah yang
diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam
karangan asli berupa kata tunggal atau kelompom kata. Kata kunci pada umumnya
dipakai untuk memayar isis karangan dengan kom[puter guna keperluan sistem
pencarian informasi secara cepat. Dalam memilih kata kunci, pertanyakan pada
diri sendiri kata-kata apa yang akan dipaki jika akan mencari informasi tentang
topik-topik penting dari artikel yang sedang di siapkan. Kata kunci terdiri
atas tiga sampai delapan kata atau tidak lebih dari satu baris.
5. Pendahuluan
Bagian pendahuluan suatu atikel hasil penelitian memegang peranan penting dalam
upaya mengantarkan pembaca kepada isis artikel. Di samping itu, bagian
pendahuluan juga berfungsi untuk menarik perhatian pembaca. Sebab itu, dalam
bagian pendahuluan hendaknya dikemukakan latar belakang penelitian, masalah
penelitian, tujuan penelitian, rangkuman kajian teori, dan manfaat penelitian.
a. Latar Belakang
Pada hakikatnya, bagian latar belakang suatu
tulisan (artikel) merupakan jawaban terhadap pertanyaan megapa penulis
mengangkat permasalahan termtentu di dalamnya, dikemukakan adanya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan atau antara teori dan praktik.
b. Rumusan Masalah
Merumuskan masalah penelitan, perlu
diperhatikan rambu-rambu di bawah ini :
(.) Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
(.) Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas
(tidak bermakna ganda) dan padat
(.) Rumusan masalah hendaknya memberi petunjuk
secara eksplisit tentang subjek penelitian, lokasi penelitian, dan kemungkinan
jeis data yang diperlukan.
c. Tujuan
penelitian
Tujuan penulisan mengungkapkan sasaran yang
ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada
isi dan rumusan masalah penelitian. Berbeda dengan rumusan masxalah penelitian,
tujuan penelitian dirumuskan dengan kalimat pertanyaan.
d. Manfaat
penelitian
Pada
bagian ini, dikemukakan kegunaan atau manfaat penelitian bagi
pengembangan ilmu atau bagi pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Ada dua
hal pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bagian ini, yaitu bagi siapa
manfaat atau kegunaan penelitian itu ditunjukan dan dalam hal ini apa manfaat
atau kegunaan penelitian itu dapat dirasakan oleh pihak-pihak yang dimaksud
oleh peneliti.
e. Rangkuman teori
Bagian ini terdiri atas beberapa subbagian.
Ada subbagian yang menguraikan teori yang menjelaskan variabel atau hubungan
antarvariabel (kerangka konsptual atau teori) yang melandasi hipotesis, ada
subbagian yang meringkas dan menganalisis penelitian-penelitian sebelumnya
dalam topik yang hampir sama. Fungsinya adalah (1) memberikan informasi yang
diperlukan untuk memahamipenelitian kita. (2) meyakinkan pembaca bahwa kita
menguasai penelitian-penelitian penting dalam topik yang kita teliti. (3)
mendudukan penelitian kita sebagai salah satu butir dalam mata rantai
penelitian yang mengembangkan dan memperluas pengetahuan pada bidang kita.
6. Metode
Penelitian
Pada prinsipnya, bagian ini melaporkan
bagaimana penelitian yang dilaporkan dilaksanakan. Bagian metode penelitian
meliputi tiga bagian pokok . bagian pertama, menggambarkan sumber
informasi untuk menjawab masalah penelitian, dan cara mereka ditetapkan. Bagian
kedua, difokuskan pada metode dan instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi dan subjek penelitian, yang meliputi deskripsi instrumen
dan prosedur pengembangannya serta penerapannya. Bagian ketiga, berisi
tekhnik analisis data.
7. Hasil Penelitian
dan Pembahsan
Dalam penyampaian hasil penelitian,
bentuk-bentuk penyajian data dan informasi yang efektif seperti tabel grafik
perlu dimanfaatkan. Demikian pula gambar, foto, dan ilustrasi perlu disuguhkan
untuk memperkuat pembuktian perampatan yang di cetuskan sebagai simpulan
penelitian.
Selanjutnya, pembahsan merupakan bagian
terpentinga artikel hasil penelitian. Pada umunya, kualitas suatu penelitian
dapat dilihat dari bagian pembahsannya. Melalui bagian ini, akan tampak kadar
penguasaan peneliti terhadap masalah yang ditelitinya dan cakrawala
pengetahuannya.
8. Penutup
Bagian penutup suatu artikel hasil penelitian
biasnya memuat simpulan dan saran. Bagian simpulan dan saran menyajikan
ringkasan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Sebagai ringkasan
hasil penelitian, bagian ini biasanya memberiakan jawaban terhadap masalah
penelitian. Selanjutnya, bagian saran hendaknya dikembangkan berdasarkan temuan
peneitian. Saran dapat mengacu pada tindakan praktis pengembangan teori baru
dan penelitian lanjutan.
9. Daftar Pustaka
Dalam menulis daftar pustaka suatu artikel,
perlu dilihat kembali petunjuk pada berkala yang akan dituju. Pelajari apakah
berkala memperkenankan pencantuman biografi lengkap atau hanya membatasi pada
pustaka yang diacu. Hendaknya diingat bahwa dalam menulis nama pengarang, gelar
akademis ditinggalkan, judul buku dan nama majalah biasanya digarisbawahi atau
dicetak miring.adapun urutan penulisannya adalah nama pengarang, nama
penerbitan, judul buku atau majalah, tempat terbit, dan nama penerbit. Di
antara unsur-unsur itu digunakan tanda titik (.), kecuali diantara tempat
penerbit dan nama penerbit diguanakan tanda titik dua (:) .
Di samping kaidah-kaidah di atas, penulisan suatu artikel ilmiah
sudah semestinya tunduk pada kaidah Bahasa yang sifatnya universal. Jika
artikel itu ditulis dalam Bahasa Indonesia,ragam Bahasa yang harus digunakan
adalah ragam Bahasa Indonesia baku. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi
Bahasa Indonesia baku yang digunakan dalam wacana tekhnis. Penulisan artikel
ilmiah menuntut pemakaian ragam bahasa Indonesia tulis baku, yaitu ragam bahasa
Indonesia tulis yang dijadikan tolok bandingan bagi pemakaian bahasa yang
benar. Tolok bandingan ragam bahasa Indonesia tulis baku itu adalah sebagai
berikut:
1.
Tata
bahasa yang diacu (pengalinean, pengalimatan, pembentukan kata, kosakata, serta
peristilahannya) adalah tata bahasa baku dan
2.
Penulisannya
mengindahkan kaidah penulisan yang resmi, yaitu sistem penulisan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.
( Luminantang,1992:2)
b.
Unsur-Unsur Artikel Kajian Pustaka
Artikel kajian pustaka yang sering disebut artikel konseptual atau
artikel nonpenelitian adalah artikel yang memuat hasil pemikiran penulis atas
suatu permasalahan yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Artikel kajian
pustaka bukanlah sekedar kolase cuplikan-cuplikan dari sejumlah buku atau
artikel, tetapi hasil pemikiran analitis dan kritis penulisnya.
Artikel yang berupa kajian pustaka biasanya terdiri atas beberapa
unsur, yaitu
a.
Judul
b.
Baris
kepemilikan
c.
Abstrak
d.
Kata
kunci
e.
Pendahuluan
f.
Pembahasan
g.
Penutup
h.
Daftar
pustaka
Jika dibandingkan dengan artikel hasil penelitian, tampaknya
unsur-unsur artikel kajian pustaka tidak jauh berbeda.Bedanya, pada artikel
kajian pustaka tidak terdapat unsur metode penelitian dan unsur hasil
penelitian beserta pembahasannya. Namun, pada artikel kajian pustaka terdapat
unsur pembahasan yang merupakan bagian inti artikel. Oleh karena itu, kaidah
yang dikemukakan di sini hanyalah kaidah yang menyangkut unsur pembahasan yang
tidak terdapat pada artikel hasil penelitian.
Lazimnya bagian pembahasan pada artikel kajian pustaka berisi
analisis, argumentasi, komparasi, dan pendirian atau sikap penulis terhadap
suatu masalah yang dibicarakan. Hal utama yang mesti ditampilkan dalam bagian
ini adalah kupasan yang argumentatif, analitis, dan kritis dengan sistematika
yang runtut dan logis.
3. Makalah
A.
Pengertian
makalah
Makalah adalah karya tulis yang
memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara
sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif.
Sistematikanya yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Makalah biasanya
disajikan dalam sebuah forum yang berupa seminar. Dalam kaitannya dengan
perkuliahan, makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan
oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum
ilmiah.
B.
Ciri-ciri
makalah.
1.
Logis
, maksudnya keterangan, uraian, pandangan, dan pendapat dapat dikaji,
dibuktikan, dan diterima secara rasio.
2.
Objektif,
artinya bahwa hal itu mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya.
3.
Sistematis,
artinya bahwa sesuatu yang disampaikan disusun secara runtut dan
berkesinambungan.
4.
Jelas,
artinya keterangan, pendapat, dan pandangan jelas dan tidak membingungkan.
5.
Kebenarannya
dapat diuji, artinya pernyataan, pandangan, serta keterangan yang dipaparkan
dapat diuji, berdasarkan pernyataan yang sesungguhnya.
C.
Jenis
makalah
Jenis makalah dibedakan menjadi dua
yaitu makalah biasa dan makalah posisi. Makalah biasa dibuat penulis makalah
(mahasiswa) untuk menunjukan pemahamannya terhadap permasalahan yang dibahas.
Dalam makalah ini, penulis diperkenankan mengemukakan berbagai pandangan yang
ada tentang masalah yang dikaji.
Penulisan makalah dapat pula diminta membuat
makalah untuk menunjukan posisi teoritisnya dalam suatu kajian. Untuk makalah
jenis ini, penulisan makalah tidak saja diminta untuk menunjukan penguasaan
tertentu tetapi juga dipersyaratkan untuk menunjukan dipihak mana ia berdiri.
Makalah yang demikian dinamakan makalah posisi.
Makalah posisi dapat dihasilkan
melalui kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi yang baik dan tentu saja
seluruh mahasiswa diharapkan memilikinya. Serta sumber makalah baik makalah
biasa maupun makalah posisi harus berdasarkan buku-buku atau pustaka. Dan untuk
makalah biasa sendiri harus memenuhi ciri-ciri yaitu empiris, sistematis,
logis, objektif, rasional, dan komunikatif.
c.
Persiapan
penulisan makalah
1.
Penentuan
pokok masalah, antara lain sebagai berikut :
a.
Menentukan
topic.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan topik
makalah:
Pertama,topik dapat dikembangkan dan
bermanfaat untuk dijadikan makalah. Kedua, topik menarik perhatian
pembaca dan minat penulis. Ketiga, topik yang dipilih harus dikuasai dan
tidak terlalu dianggap asing lagi bagi mahasiswa. Keempat, bahan untuk
menulis makalah mudah diperoleh sesuai dengan topik yang diinginkan.
b.
Membatasi
topik
Maksudnya adalah jika topic suatu makalah terlalu luas maka akan
menyulitkan dalam pembahasan dan kurang menjamin mutu makalah.
2.
Sistematika
penulisan makalah.
a.
Rincian dan Urutan Isi
Bagian awal terdiri atas hal-hal berikut.
1.
Halaman
sampul
2.
Kata
pengantar
3.
Daftar
isi
4.
Daftar
tabel dan gambar (kalau ada).
b.
Bagian
tengah terdiri atas hal-hal berikut.
1.
Pendahuluan
2.
Uraian
masalah yang dibagi menjadi bab-bab.
3.
Kesimpulan
4.
Saran
c.
Bagian
terakhir terdiri atas hal-hal berikut.
1.
Daftar
pustaka
3.Cara penyajian
a.
Bagian awal
b. Halaman sampul
c.
Isi halaman judul sama dengan halaman sampul
terdiri atas hal-hal berikut.
1.
Judul
makalah
Beberapa kriteria judul makalah yang baik:
-
Judul
menggambarkan isi
-
Judul
harus singkat dan jelas
-
Judul
bukan kalimat, melainkan frasa atau klausa
-
Judul
menarik dan memiliki daya pikat
-
Panjang
judul berkisar antara lima sampai lima belas kata.
2.
Nama
penulis
3.
Nama
jurusan
4.
Tahun
penyelesaian (Hijriah dan Masehi)
d. Kata pengantar
Kata pengantar berisi ucapan rasa syukur dan terima kasih kepada
berbagai pihak atas terselesainya makalah.
e.
Daftar isi
Daftar isi memuat keterangan pokok-pokok makalah. Di sini
dicantumkan tiap-tiap subjudul diberi nomor dan nomor halaman yang memuatnya.
f.
Bagian tengah
1.
Pendahuluan
Isi pendahuluan merupakan penjelasan yang erat hubungannya dengan masalah
yang dibahas dalam bab-bab.
2.
Alasan
pemilihan pokok masalah
3.
Perumusan
masalah disertai latar belakang yang sesuai
4.
Prosedur
pemecahan masalah dijelaskan dengan menyebutkan metode-metode yang dipakai dan
tata kerja yang akan ditempuh penulis
5.
Sumber-sumber
yang ada relevansinya dan dapat dipertanggungjawabkan untuk menyelesaikan
masalah
6.
Rangkuman
makalah yang disusun secara singkat dan padat.
g. Bab-bab pengurai
Uraian makalah harus memuat tafsiran-tafsiran analisis terhadap
data yang terkumpul dan yang merupakan jawaban yang terperinci atas persoalan
yang berhubungan dengan pokok-pokok
pembahasan penulis secara proposional.
h. Kesimpulan
Kesimpulan ditarik dari pembuktian atau dari
uraian yang ditulis terdahulu dan bertalian erat dengan pokok masalah. Dengan
demikian, tidak dapat dibenarkan apabila sesuatu yang dibahas dalam bab-bab
penguarai diambil sebagai kesimpulan
i. Bagian terakhir
Adalah daftar pustaka. Semua sumber
kepustakaan, baik berupa ensiklopedia buku, majalah, atau surat kabar perlu
disusun dalam daftar khusus yang diletakkan pada akhir makalah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik
sudah ditentukan, yaitu sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang
disepakati oleh masyarakat akademik. Adapun yang
masuk kedalam penelitian meliputi masalah penelitian, tujuan, metode, kajian
teori, objek data variabel dan hasil penelitian. Kemudian cara – cara penulisan
karya ilmiah yang baik adalah:
1. Objektif
2. Pola berfikir
deduktif – induktif
3. Sistematika
Tata cara
penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar
pustaka. Adapun bentuk – bentuk karya ilmiah meliputi :
1. Karya tulis
2. Makalah
3. Skripsi
4. Thesis
5. Disertasi
6. Laporan hasil
penelitian
B. Saran
Kami membuat
makalah ini untuk pembelajaran bersama.
Kami mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan
dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik.
Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi
secara lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Finoza, Lamuddin. 2013. Komposisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Diksi Intan Mulia
https://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah,
diakses pada tanggal 16 November
2015 pukul 15.20 WITA
http://ptcindonesia.heck.in/pengertian-karya-ilmiah-fungsi-syarat-je.xhtml,
diakses pada tanggal 16 November 2015 pukul 15.30 WITA
http://czifa24.blogspot.co.id/2012/03/makalah-b-indonesia-tentang
penulisan.html, diakses pada tanggal 16 November 2015 pukul 16.00 WITA
Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Diksi Intan Mulia
https://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah,
diakses pada tanggal 16 November
2015 pukul 15.20 WITA
http://ptcindonesia.heck.in/pengertian-karya-ilmiah-fungsi-syarat-je.xhtml,
diakses pada tanggal 16 November 2015 pukul 15.30 WITA
http://czifa24.blogspot.co.id/2012/03/makalah-b-indonesia-tentang
penulisan.html, diakses pada tanggal 16 November 2015 pukul 16.00 WITA
Nazarudin. 2015. Bahasa Indonesia. Mataram: CV Sanabil
Rahardi, Kunjana. 2009. Bahas Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Ciracas, Jakarta: Penerbit Erlangga
Wibowo, Wahyu.
2013. Menajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik Dalam Bahasa
Indonesia Untuk Mahasiswa Dan Praktisi Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama